Kucing dan kucing besar adalah anggota suku
Felidae, bangsa Carnivora. Anggotanya yang paling dikenal tentunya adalah kucing peliharaan (subspesies
Felis silvestris catus),
yang pertama kali diduga mulai berhubungan secara sosial dengan manusia
antara 7000 dan 4000 tahun yang lalu. Kerabat liarnya masih ditemukan
di Afrika dan Asia
bagian barat. Jenis-jenis lainnya juga banyak dikenal orang karena
banyak menjadi simbol keberanian dalam berbagai kebudayaan, seperti singa, harimau, macan tutul, jaguar, citah,puma, dan kucing hutan. Berdasarkan temuan fosil, anggota Felidae pertama diketahui telah ada pada masa Eocene, sekitar 40 juta tahun yang lalu.
Kelompok hewan ini mudah dikenali dari bentuk tubuhnya. Daun telinga kebanyakan berbentuk segitiga dan tegak. Taring jelas dan besar karena semua anggotanya adalah pemakan daging. Penciri khas lainnya adalah kukunya
yang memiliki kantung sehingga dapat dikeluarmasukkan sesuai keperluan.
Semua Felidae, termasuk pula kucing peliharaan, adalah predator sejati
dan dalam rantai makanan kerap kali menempati posisi puncak.
Beberapa jenis Felidae dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan. Meski kebanyakan mandul (steril) seperti liger dan tigon,
ada beberapa yang mampu menghasilkan keturunan, seperti ras kucing
Savannah sebagai hasil persilangan kucing rumah dengan serval.
Ada 37 spesies Felidae yang diketahui di dunia saat ini. Moyang
Felidae diduga berasal dari daratan Asia dan menyebar ke benua lainnya
lewat jembatan darat.
Felids adalah karnivora obligat, membutuhkan diet daging dan organ untuk
bertahan hidup. Selain singa, genus felid liar umumnya soliter; kucing
domestik liar melakukannya, namun, membentuk koloni kucing liar. Cheetah
juga diketahui hidup dan berburu dalam kelompok. Felids umumnya hewan
nokturnal, dan hidup di habitat yang relatif tidak dapat diakses.
Sekitar tiga perempat spesies kucing hidup di daerah hutan, dan mereka
umumnya pendaki tangkas. Namun, felid dapat ditemukan di hampir setiap
lingkungan, dengan beberapa spesies yang asli daerah pegunungan maupun
gurun . Felid liar yang asli berada di setiap benua kecuali Australasia
dan Antartika
Kemiripan bentuk fisik anggota Felidae menyebabkan pada masa lalu anggota-anggotanya dikelompokkan pada satu marga (
Felis) atau dua marga saja (
Felis, kucing kecil, dan
Panthera, kucing besar). Kajian filogeni dengan menggunakan bantuan teknik molekular
menunjukkan bahwa variasi di dalam anggota Felidae cukup besar,
sehingga klasifikasi berikut yang sekarang mulai dianut oleh para
peminat zoologi.
-
Subfamili Felinae
1.
Genus
Felis
- Kucing liar, Felis silvestris
- Kucing gurun atau Kucing liar Afrika, Felis silvestris lybica
- Kucing peliharaan, Felis silvestris catus
- Kucing pasir, Felis margarita
- Kucing hutan, Felis chaus
- Kucing berkaki hitam, Felis nigripes
- Kucing Gunung Cina, Felis bieti
Kucing liar
Kucing liar (
Felis silvestris), (bahasa Inggris:
wildcat) adalah pemangsa berukuran kecil yang berasal dari Eropa, Asia bagian barat, dan Afrika. Binatang ini adalah pemburu mamalia kecil seperti tikus, burung,
dan makhluk lain yang berukuran serupa. Kucing liar adalah salah satu
pemanjat yang baik dan sering menangkap mangsanya di tanah. Kucing
betina biasanya akan melahirkan anak antara 2 hingga 3 ekor yang
kemudian dirawat oleh sang induk hingga berumur sekitar 5 bulan. Spesies ini memiliki subspesies yang dibagi berdasarkan daerah-daerah yang berbeda. Kadang-kadang kucing ini dianggap sebagai kucing rumah (
Felis silvestris catus).
Di lingkungannya, kucing liar beradaptasi di habitat yang bervariasi, antara lain di kawasan sabana, hutan terbuka, dan stepa.
Meskipun keturunannya yang dijinakkan menunjukkan variasi yang mencolok
terhadap ukuran dan warnanya, individu-individu liar cenderung berwarna
cokelat
sedang dengan belang-belang hitam. Pada umumnya ukuran kepala kucing
liar lebih lebar dan bulu ekornya lebih tebal dari kebanyakan kucing
rumah. Panjang kucing
ini umumnya antara 45 sampai 80 cm dengan berat antara 3 sampai 8
kilogram. Adapun tingginya rata-rata 35 cm dengan panjang ekor kira-kira
21-35 cm. Subspesies Afrika cenderung lebih kecil ukurannya dan berwarna coklat lebih terang.
Kucing liar sangat penakut. Kucing liar cenderung menghindari
kehadiran manusia dan selalu hidup menyendiri. Kucing ini memiliki
daerah kekuasaan sekitar 3 km².
Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Institut Kanker Nasional Amerika Serikat
menyatakan bahwa kucing liar diperkirakan merupakan nenek moyang kucing
rumah. Diperkirakan kucing liar pernah dijadikan sebagai hewan
peliharaan oleh sekelompok manusia kira-kira 10.000 tahun lalu di suatu
tempat di Timur Dekat. Diperkirakan pula
Felis silvestris memiliki keturunan dekat dengan
Felis margarita.
Subspesies
Menurut analisis DNA 2007, ada sekitar 5 subspesies kucing liar, yaitu:
- Felis silvestris silvestris (Eropa dan Turki)
- Felis silvestris lybica (Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Barat sampai Laut Aral)
- Felis silvestris ornata (Pakistan, India bagian utara dan timur, Mongolia, serta Cina bagian utara)
- Felis silvestris bieti (Cina)
- Felis silvestris cafra (Afrika Selatan)
Teks lama memuat lebih banyak subspesies yang telah dihilangkan.
- Subspesies Afrika
- Felis silvestris cafra (Afrika Selatan)
- Felis silvestris foxi (Afrika Barat)
- Felis silvestris griselda (Afrika Tengah)
- Felis silvestris lybica, kucing liar Afrika (Afrika Utara)
- Felis silvestris ocreata (Afrika Timur bagian tengah)
- Felis silvestris mellandi (Afrika Barat bagian tengah)
- Subspesies Asia
- Felis silvestris caudata (area Laut Kaspia)
- Felis silvestris ornata, kucing gurun India (India sampai Iran)
- Felis silvestris bieti, kucing gunung Cina (dipercaya sebagai subspesies)
- Subspesies Eropa
- Felis silvestris cretensis (Pulau Kreta, Yunani; dipercaya punah meskipun masih ditinjau ulang)
- Felis silvestris caucasica, kucing liar Kaukasus (Peguungan Kaukasus dan Turki)
- Felis silvestris grampia, kucing liar Skotlandia (Skotlandia bagian utara dan barat)
- Felis silvestris jordansi, kucing liar Balearik (Kepulauan Balearik)
- Felis silvestris reyi, kucing liar Kroasia (Kroasia; dipercaya punah)
- Felis silvestris silvestris, kucing liar Eropa (Eropa)
- Tidak diketahui
- Felis silvestris chutuchta
- Felis silvestris gordoni
- Felis silvestris haussa
- Felis silvestris iraki
- Felis silvestris nesterovi
- Felis silvestris rubida
- Felis silvestris tristrami
- Felis silvestris ugandae
- Felis silvestris vellerosa
Kucing gurun
Kucing liar Afrika (
Felis silvestris lybica) adalah
subspesies kucing liar yang muncul di Afrika utara dan meluas di sekitar
pinggiran Jazirah Arab ke Laut Kaspia. Karena ini adalah kucing liar
yang paling umum dan luas, kucing ini terdaftar sebagai Concern Least
oleh IUCN sejak tahun 2002.
kucing liar Afrika tampaknya telah menyimpang dari subspesies lain sekitar 131.000 tahun yang lalu.Beberapa kucing liar Afrika individu dijinakan pertama kali sekitar
10.000 tahun yang lalu di Timur Tengah, dan merupakan nenek moyang
kucing domestik. Sisa-sisa kucing peliharaan telah dimasukkan dalam
penguburan manusia jauh sejak 9.500 tahun yang lalu di Siprus.
Perhatikan bahwa ejaan lybica (untuk libica "Libya") adalah karena
kesalahan ortografis oleh Georg Forster (1780) tapi sekarang yang
diterima ejaan nama sistematis spesies '.
kucing liar Afrika berwarna coklat pasir sampao warna merah pudar,
dengan garis-garis hitam pada ekor. Bulu lebih pendek dibandingkan
dengan subspesies Eropa. Juga jauh lebih kecil: panjang kepala-tubuh
adalah 45 sampai 75 cm (18 sampai 30 in), ekor 20-38 cm (7,9 ke 15 di),
dan rentang berat 3-6,5 kg (6,6 to 14 lb ).
kucing liar Afrika muncul di Afrika utara dan meluas di sekitar pinggiran Jazirah Arab ke Laut Kaspia.Rentang distribusi yang sangat luas disertai dengan toleransi habitat
yang sangat luas. Kucing liar Afrika sedikit tersebar di gurun seperti
Sahara, dan muncul terutama berkaitan dengan bukit dan pegunungan
daerah, seperti Hoggar. Hal ini terjadi terputus-putus dari Maroko
melalui Aljazair, Tunisia, Libya dan ke Mesir, dan secara luas tersebar
di seluruh sabana Afrika Barat dari Mauritania di pesisir Atlantik, ke
arah timur ke Tanduk Afrika, Sudan dan Ethiopia; ke selatan kucing liar
Afrika hadir di semua negara-negara Afrika bagian selatan dan Timur.
kucing liar Afrika terutama makan mencit, tikus dan mamalia kecil
lainnya. Ketika ada kesempatan, ia juga makan burung, reptil, amfibi,
dan serangga. Kucing mendekati mangsanya perlahan-lahan, dan serangan
oleh menerkam mangsanya secepat itu berada dalam jangkauan (sekitar satu
meter). kucing liar Afrika terutama aktif selama malam hari dan senja.
Ketika berhadapan, kucing liar Afrika mengangkat rambut untuk membuat
dirinya tampak lebih besar untuk mengintimidasi lawan. Pada siang hari
biasanya bersembunyi di semak-semak, meskipun kadang-kadang aktif dalam
keadaan gelap, hari berawan. Wilayah tumpang tindih dengan jantan itu
dari beberapa betina, yang mempertahankan wilayah terhadap penyusup.
Betina melahirkan 2-6 anak kucing, dengan tiga anak rata-rata. kucing
liar Afrika sering bersandar dan melahirkan di liang atau cekungan di
dalam tanah. Kehamilan berlangsung antara 56 dan 69 hari. Anak-anak
kucing dilahirkan buta dan membutuhkan perawatan penuh ibu. Kebanyakan
anak kucing yang lahir di musim hujan, ketika ada makanan yang cukup.
Mereka tinggal bersama ibu mereka selama lima sampai enam bulan dan
subur setelah satu tahun..
Berdasarkan studi DNA mitokondria dari 979 kucing domestik dan liar
dari Eropa, Asia, dan Afrika, Felis silvestris lybica memisahkan diri
dari kucing liar Eropa sekitar 173.000 tahun yang lalu dan dari F.
subspesies Asia s. ornata dan F. s. cafra sekitar 131.000 tahun yang
lalu. Sekitar 10.000 tahun yang lalu, beberapa Felis silvestris lybica
individu didomestikasi di Timur Tengah. Kucing domestik modern berasal
dari setidaknya lima "Eves mitokondria". Tak satu pun dari subspesies
lain Felis silvestris berkontribusi dengan ras dalam negeri, dan banyak
dari mereka sendiri mtDNA subspesies 'sedang dibanjiri oleh percampuran
dengan kucing liar. Satu-satunya
organisasi saat ini dikenal memiliki program khusus yang ditujukan
untuk kucing liar Afrika melestarikan dan mengurangi apa yang beberapa
sebut pencemaran genetik dengan kucing domestik Alley Cat Rescue.
Kucing Peliharaan
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan,tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan.
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus.Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia.Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (
pure breed),
seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya
dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah
1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan
campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies,kucing besar
biasanya kurang dari 100. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing
tidak begitu berbahaya bagi manusia. Satu-satunya bahaya yang dapat
timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies
akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing yang sangat
perih dan menyakitkan. Kucing dapat berakibat fatal bagi suatu ekosistem
yang bukan tempat tinggal alaminya. Pada beberapa kasus, kucing
berperan atau menyebabkan kepunahan. Kucing menyergap dan melumpuhkan
mangsa dengan cara yang mirip dengan singa dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan napas dengan merusak tenggorokan.
Kucing kampung memangsa seekor tikus rumah (
Rattus rattus diardii).
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan
saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama
membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif
seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat
pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing
kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada
sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar. Dalam
penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian
karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka
butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan; berbeda dengan anjing
peliharaan, yang sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran
dan kadang dapat beradaptasi dengan diet vegetarian secara total.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa.
Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara
seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah
paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing
dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau
agresi. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar
kucing asing, diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan
bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian
singkat.
Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan
melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya
terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang
kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian
jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah
mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering
terlibat banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada
berbagai luka di bagian wajah,
seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat
perkelahian untuk melindungi anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan
mempertahankan daerah kecilnya dengan gigih.
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim gurun.
Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah hangatnya
sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka
menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak
cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk
"pounce". Di Afrika Utara masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang kucing peliharaan saat ini.
Karena memiliki kekerabatan yang dekat dengan binatang gurun,
ketahanan kucing terhadap panas dan dinginnya iklim daerah subtropis
agak terbatas. Kucing tidak tahan terhadap kabut, hujan, dan salju, meskipun ada beberapa jenis seperti
Norwegian Forest Cat dan
Maine Coon yang mampu bertahan; dan berusaha mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air, kecuali jenis
Turkish Van.
Empat ekor anak kucing sedang disusui induknya.
Masa kehamilan atau gestasi
pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata
mereka baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh
induknya pada usia 6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur
10-15 bulan. Kucing dapat mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya
memiliki bentuk yang khusus dengan 4 bagian yang berbeda.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kilogram
dan jarang melebihi 10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat
mencapai berat badan 23 kg. Tapi kondisi ini amat tidak sehat bagi
kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama
15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36 tahun. Kucing
peliharaan yang tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat
hidup lebih lama (mengurangi risiko perkelahian dan kecelakaan). Kucing
liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun
atau bahkan kurang dari itu.
Kucing peliharaan yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak
kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan
peliharaan. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk
mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini
untuk menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap
tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan
menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.
Sering kali kucing menunjukkan perilaku memilih makanan. Hal ini
dikarenakan mereka memiliki organ pembau khusus di langit-langit
mulutnya yang disebut sebagai
organ vomeronasal atau
organ Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu jenis makanan tertentu, kucing akan menolak makanan selain makanan itu.
Mata kucing. Perhatikan
membrana nictitans berupa selaput putih di sudut dalam ruang mata.
Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Mereka memiliki Selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit. Meskipun demikian, penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang kucing. Suatu organ yang disebut
tapetum lucidum
digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang
menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan
blitz. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke
depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang
pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang lemah.
Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya (
vibrissae)
untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan.
Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing
dapat mengetahui adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat.
Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans.
Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi
mata dan nampak ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup
sebagian ketika kucing sedang sakit. Kadang kucing yang amat mengantuk
atau gembira juga memperlihatkan membran ini.
Suara kucing sering ditulis "meong" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing ditulis "meow". Di negara Inggris sendiri, penulisannya adalah "miaow", "miaow" dalam bahasa Perancis, "miau" dalam bahasa Jerman, "nya" dalam bahasa Jepang
dan berbagai penulisan lain dalam berbagai bahasa. Suara "meong" kucing
memiliki berbagai arti tergantung pengucapannya oleh si kucing. Kucing
juga dapat mengeluarkan suara seperti dengkuran panjang yang sering
disukai manusia. Karena suara ini bukan merupakan suara vokal, maka
kucing dapat mengeluarkan suara dengkuran dan mengeong pada saat yang
sama.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti pada anjing, kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan. Jenis
Scottish Fold
adalah salah satu jenis kucing dengan mutasi genetik yang langka ini.
Ketika marah atau takut, daun telinga kucing jenis ini akan tertekuk ke
belakang sementara si kucing mengeluarkan suara menggeram atau mendesis.
Ketika mendengarkan suatu suara, daun telinga kucing akan bergerak ke
arah sumber suara; daun telinga kucing dapat mengarah ke depan, ke
samping, bahkan seolah menoleh ke belakang.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan
hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang
hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari,
dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak jarang dijumpai kucing
yang tidur selama 20 jam dalam satu hari.
Ras
Jumlah jenis kucing ras di seluruh dunia amat banyak. Setiap ras
memiliki ciri khusus, tapi karena sering terjadinya kawin silang antar
ras, banyak kucing yang hanya dikelompokkan dalam jenis bulu panjang dan
bulu pendek, tergantung jenis rambut penutup tubuhnya.
Ada banyak macam ras kucing, beberapa diantaranya :
- Manx
- Sebagian orang menyebutnya Rumpy. Ekornya pendek, Warna bulunya cokelat dan lavender. Sifatnya setia, ramah dan pintar.
- Maine Coon
- Asalnya dari Maine, AS, keturunan Angora dan American Shorthair. Sifatnya lucu, pemalu tapi mau, dan mudah akrab. Bulunya tipis, lembut, dan warnanya beragam.
Maine Coon adalah Ras Kucing terbesar. panjangnya dapat mencapai 1,5 meter.
- British Shorthair
- Dikembangkan di Inggris. Kucing ini kalem, lembut, hangat, dan
pintar. Warna bulunya ada yang polos (putih,hitam,biru,merah dan krem),
dwiwarna, hitam pekat, belang.
- Burmese (Burma)
- Kucing ini dibiakkan oleh Dr. Thompson (AS) dari kucing ratu wong
mau (Burma) dan siam. Warna cokelat musang, warna lainnya biru,
champagne, lifa, merah, cokelat, dan biru kura-kura. sifatnya periang
dan lucu.
- Chinchilla longhair
- Inilah kucing persia paling anggun. Nenek moyangnya dari Inggris.
Ras ini dibagi dalam dua macam, yaitu chinchilla warna cerah (sejati)
dan yang agak gelap (perak gradasi).
Macam warna
Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini tidak
bergantung pada rasnya. Kucing rumahan dikelompokkan ke dalam jenis
berikut berdasar penampakan fisiknya :
- bulu pendek
- bulu panjang
- oriental (bukan ras khusus, semua kucing yang bertubuh langsing,
mata berbentuk almond, daun telinga lebar, dan rambut tubuh halus yang
pendek)
Gen yang mengatur warna dan pola pada bulu kucing menentukan penampilan fisik dari kucing yang membedakan mereka ke dalam:
- Telon atau calico
- dasar putih dengan bercak warna hitam atau oranye (atau biru atau krem). Orang Jepang sering menyebut pola ini sebagai mi-ke. Karena gen pengendali warna bulu terletak pada kromosom kelamin (bertaut kelamin), kucing telon yang beraneka warna ini umumnya betina.
- Tortoiseshell
- hitam dengan warna oranye dan putih tersebar di seluruh tubuhnya.
Kucing yang memiliki warna hitam, oranye terang, dan oranye gelap
disebut sebagai Calimanco atau Clouded Tiger.
- Tabby
- bergaris dengan bermacam pola. Pola klasik pada kucing ini berbentuk bulatan-bulatan atau lingkaran. Tabby jenis mackerel mempunyai tiga garis yang tampak di samping tubuhnya, membuat kucing ini seperti ikan mackerel.
- Maltese
- nama lama dari kucing biru (abu-abu).
- Bicolor (dua warna)
- disebut juga Tuxedo cat atau Jellicle cat karena memiliki bulu berwarna hitam dengan sedikit warna putih pada bagian kaki, perut, dada, dan mungkin pula di bagian wajah.
Domestikasi
Seperti halnya hewan yang telah mengalami domestikasi (penjinakan), kucing hidup dalam hubungan mutualistik
dengan manusia. Tapi sejarah mutualisme ini jauh lebih pendek
dibandingkan dengan hewan domestikasi yang lain dan tingkat domestikasi
kucing juga masih diperdebatkan. Karena keuntungan yang diperoleh dari
adanya kucing, maka manusia membiarkan kucing liar berkeliaran di
pemukiman. Nenek moyang kucing rumahan tidak terlalu dekat dengan
pemiliknya, berbeda dengan hewan domestik yang lain. Sejarah inilah yang
mungkin menyebabkan tidak adanya ikatan yang kuat yang dimiliki kucing
pada pemiliknya. Akibatnya, kebanyakan pemilik kucing menganggap kucing
adalah hewan yang tidak terlalu peduli dan mandiri. Namun, kucing dapat
sangat dekat dengan pemiliknya, terutama jika ia dibesarkan sejak kecil
dan sering mendapatkan perhatian.
Aspek budaya
Pada masa silam diyakini bahwa nenek moyang kucing adalah
Miacis, binatang liar pada masa Eosen yang sosoknya mirip musang, kira-kira 50 juta tahun silam.
Catatan paling awal tentang usaha domestikasi kucing adalah sekitar
tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing digunakan untuk menjaga toko bahan
pangan dari serangan tikus. Namun, baru-baru ini dalam sebuah makan di
Shillourokambos, Siprus,
bertahun 7500 SM, ditemukan kerangka kucing yang dikuburkan bersama
manusia. Karena tikus bukanlah hewan asli Siprus, hal ini menunjukkan
bahwa paling tidak pada saat itu, telah terjadi usaha domestikasi
kucing. Kerangka kucing yang ditemukan di Siprus ini mirip dengan
spesies kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing rumahan saat ini.
Sebuah topeng perunggu digunakan dalam pemakaman mumi kucing di Mesir kuno.
Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya "situs"
berisikan 300.000 mumi kucing dalam keadaan masih utuh, yang menandakan
dahulu kucing memang suatu hewan yang spesial. Orang Mesir kuno
menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi Bast,
juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman untuk membunuh kucing
adalah mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti
halnya manusia.
Di abad pertengahan, kucing sering dianggap berasosiasi dengan penyihir
dan sering dibunuh dengan dibakar atau dilempar dari tempat tinggi.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa takhyul seperti inilah yang
menyebabkan wabah
Black Death menyebar dengan cepat.
Black Death diperkirakan merupakan sebuah wabah penyakit pes di Eropa pada abad ke-14. Cepatnya penyebaran wabah ini menyebabkan banyak orang waktu itu percaya bahwa setanlah yang menyebabkan penyakit tersebut. Pernyataan Paus
menyebutkan bahwa kucing yang berkeliaran dengan bebas telah bersekutu
dengan setan. Karena pernyataan ini, banyak kucing dibunuh di Eropa pada
saat itu. Penurunan jumlah populasi kucing menyebabkan meningkatnya
jumlah tikus, hewan pembawa penyakit pes yang sesungguhnya.
Saat ini, orang masih percaya bahwa kucing hitam adalah pembawa sial
sementara ada yang percaya bahwa kucing hitam justru membawa
keberuntungan. Kucing juga masih diasosiasikan dengan sihir. Kucing
hitam sering diasosiasikan dengan Halloween. Penganut
wicca dan neopaganisme yang lain mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik, mampu berhubungan dengan dunia lain, dan dapat merasakan adanya roh jahat.
Di Asia, kucing termasuk ke dalam salah satu zodiak Vietnam. Namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa.
Menurut legenda, ketika Raja Langit mengadakan pesta untuk hewan yang
akan dipilih menjadi zodiak, ia mengutus tikus untuk mengundang
hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam
berbagai versi, tikus lupa untuk mengundang kucing, tikus menipu kucing
mengenai hari pesta, dan berbagai variasi lainnya. Pada akhirnya kucing
tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak,
sehingga memiliki dendam kesumat pada tikus.
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah.
Hukum menjual dan membeli kucing pun dalam syariat Islam adalah haram
hukumnya berdasarkan dalil hadits Nabi Muhammad dan kaidah fiqih
(al-qawa’id al-kulliyah). Dalil hadits Muhammad, diriwayatkan dari
sahabat Jabir bin Abdillah bahwasanya sang Nabi telah melarang memakan kucing dan melarang pula memakan harga kucing.
Hadits Muhammad itu menjadi dalil haramnya memakan kucing dan
memperjual-belikan kucing. Jadi Umat Islam diharamkan untuk
memperdagangkan kucing sebagaimana mereka diharamkan memakan daging
kucing.
Kucing pasir
Kucing pasir (Felis margarita), juga dikenal sebagai kucing
gundukan pasir, adalah felid yang hanya ditemukan terutama di padang
pasir sejati, dan memiliki penyaluran yang luas tapi rupanya terpisah
melalui padang pasir Afrika utara dan barat daya dan Asia Tengah. Sejak
tahun 2002 ini kucing kecil telah terdaftar sebagai Hampir terancam oleh
IUCN karena keprihatinan atas ukuran populasi potensial rendah dan
penurunan.
Kucing pasir hidup di daerah kering yang terlalu panas dan kering
bahkan untuk kucing liar Afrika: Sahara, Gurun Arab, dan padang pasir
Iran dan Pakistan.
Victor Loche adalah orang Eropa pertama yang menggambarkan kucing
pasir pada tahun 1858. Ia menamai spesies Felis margarita dari nama Jean
Auguste Margueritte, pemimpin ekspedisi di mana ia telah menemui hewan
itu.
Kucing pasir, kucing relatif kecil gempal dengan kaki pendek, ekor
panjang, dan besar, telinga runcing. Kucing ini panjangnya berkisar
39-57 cm (15 sampai 22 in) , ditambah 23 sampai 31 sentimeter (9,1
sampai 12) panjang ekor, dan beratnya 1,4-3,4 kilogram (3,1-7,5 lb).Kepala kucing ini terlihat luas, dan telinga begitu lebar bahwa telinga
dapat diratakan secara horizontal, atau bahkan menunjuk ke bawah untuk
membantu dalam berburu.
Warna bulu adalah pucat kuning-pasir di sebagian besar tubuh, dengan
bar pucat yang kadang-kadang hampir tidak terlihat, dan putih di dagu
dan bawah. Umumnya bar lebih terlihat dalam subspesies Afrika. Ada pita
hitam pada kaki dan ekor, dan garis-garis kemerahan di pipi berjalan
dari sudut luar mata. Di musim dingin, mantel bisa sangat tebal, dengan
rambut mencapai hingga 2 inci (5,1 cm) panjangnya. Matanya kuning besar
dan kehijauan, sedangkan hidung hitam.
Hal yang tidak biasa di kalangan kucing Asia, kucing pasir memiliki
rambut panjang yang tumbuh diantara jari kaki nya. Ini membuat bantal
bulu atas bantalan kaki, membantu untuk melindungi mereka saat bergerak
di atas pasir panas. Cakar pada kaki belakang yang kecil dan tumpul;.
Dikombinasikan dengan bulu atas bantalan kaki, hal ini membantu untuk
membuat trek hewan jelas dan sulit untuk mengikuti.
Mukosa kelopak mata mereka adalah hitam mencolok. Mendampingi telinga
besar, bula pendengaran juga luar biasa besar, memberikan kucing ini
indera pendengar yang disempurnakan , mungkin membantu untuk menangkap
getaran di pasir. Adaptasi serupa ditemukan pada hewan padang pasir
lainnya, seperti rubah fennec.
Kucing pasir ditemukan terutama pada kedua berpasir dan jenis gurun
berbatu, dan memiliki penyebaran luas tapi rupanya terpisah melalui
padang pasir Afrika utara dan barat daya dan Asia Tengah. Mereka lebih
memilih daerah datar atau bergelombang dengan vegetasi jarang,
menghindari bukit pasir telanjang, di mana ada makanan yang relatif
sedikit. Mereka dapat bertahan hidup pada suhu berkisar antara -5 ° C
(23 ° F) sampai 52 ° C (126 ° F), menarik diri ke liang selama kondisi
ekstrim. Meskipun mereka akan minum ketika air tersedia, mereka dapat
bertahan hidup selama berbulan-bulan dengan air dalam makanan mereka.
Setelah deskripsi pertama Loche tentang kucing pasir dari Aljazair,
beberapa subspesies telah dijelaskan, yang berikut ini diakui saat ini:
- Felis margarita margarita (Loche 1858) - jangkauan penyebaran dari selatan Aljazair ke Asben di Nigeria utara, Sinai dan Arabia;
- Felis margarita thinobius (Ognev 1926) - jangkauan penyebaran dari
Gurun Karakum di sebelah tenggara TĂĽrkmenbaĹźy, Turkmenistan dan Kizilkum
selatan ke barat Bukhara di Uzbekistan dan di daerah Transcaspian ke
Repetek;
- Felis margarita meinertzhageni (Pocock 1938) - hidup di Sahara Aljazair;
- Felis margarita airensis (Pocock 1938) - yang penyebaran di Sudan;
- Felis margarita scheffeli (Hemmer, 1974) - hidup di gurun Nushki Pakistan;
- Felis margarita harrisoni (Hemmer, Grubb dan Groves, 1976) - jangkauan penyebaran di Semenanjung Arab.
Kucing pasir hidup soliter di luar musim kawin. Mereka menghuni
liang, biasanya menggunakan baik liang rubah atau landak yang
ditinggalkan , atau memperbesar yang digali oleh gerbil atau binatang
pengerat lainnya. Liang umumnya lurus, dengan satu pintu masuk, dan
mencapai hingga 3 meter (9,8 kaki) panjangnya. Mereka berkomunikasi
menggunakan aroma dan tanda cakar pada objek dalam jangkauan mereka, dan
dengan penyemprotan urin, meskipun mereka tidak meninggalkan kotoran
mereka di lokasi seperti yang felids lainnya lakukan. Mereka membuat
vokalisasi mirip dengan kucing domestik, tetapi juga membuat suara
keras, suara menggonggong bernada tinggi, terutama ketika mencari jodoh.
Mereka keluar setelah senja untuk berburu tikus, kadal, burung, dan
serangga, meskipun diet mereka mungkin kebanyakan terdiri dari hewan
pengerat.
Mereka "mengendap-endap" dekat dengan tanah dan akan menggunakan
penutup tersedia untuk melindungi diri mereka sendiri. Menggunakan
telinga yang besar, mereka mendengarkan mangsa, menggali dengan cepat
ketika mereka mendengar di bawah tanah. Karena kucing pasir memperoleh
semua air yang dibutuhkan dari makan mangsanya, itu sebagian besar tetap
jauh dari tempat berair di mana predator lain mungkin merusaknya.
Kucing pasir telah dicatat untuk bergerak jarak jauh dari 5-10 km
(3,1-6,2 mil) dalam satu malam, dan telemetri radio studi di Israel
menunjukkan jangkauan penyebaran rumah yang besar, dengan satu laki-laki
menggunakan area seluas 16 km2 (6,2 sq mi ).
Kucing pasir berkumpul hanya untuk kawin, sehingga menghitung mereka
adalah tugas yang sulit. Tampaknya namun bahwa jumlah mereka telah
menurun di padang pasir Arab menyusul penurunan mangsanya. Mereka telah
diamati untuk perjalanan dari 5 sampai 10 kilometer (3,1-6,2 mil) per
malam untuk mencari mangsa, namun, tidak seperti kucing lainnya, tidak
membela wilayah mereka, dan bahkan mungkin "bergiliran" atas liang.
Estrus pada kucing pasir berlangsung dari lima sampai enam hari, dan
disertai dengan memanggil dan aroma yang meningkat sebagai penanda.
rata-rata tiga anak kucing yang lahir setelah 59-66 hari, biasanya
sekitar April atau Mei, meskipun, di beberapa daerah, kucing pasir dapat
melahirkan dua anak per tahun. Anak-anak kucing beratnya 39-80 gram
(1,4-2,8 oz) saat lahir, dengan bulu kuning atau kemerahan pucat. Mereka
tumbuh relatif cepat, mencapai tiga perempat dari ukuran dewasa dalam
waktu lima bulan kelahiran. Kucing pasir sepenuhnya independen pada
akhir tahun pertama mereka, dan mencapai kematangan seksual Tidak lama
setelah itu
.
Dari 228 kucing pasir lahir di kebun binatang global untuk tahun 2007,
hanya 61% hidup sampai 30 hari. Mereka meninggal terutama karena
kelalaian ibu dengan ibu yang pertama kali. Mereka dapat hidup sampai 13
tahun di penangkaran.
Sedikit yang diketahui tentang harapan hidup kucing pasir di alam liar.
Degradasi habitat adalah ancaman utama bagi kucing pasir. Ekosistem
rentan kering sedang cepat terdegradasi oleh pemukiman manusia dan
aktivitas, penggembalaan ternak khususnya. Kucing pasir yang
kecil-mamalia mangsa-dasar tergantung pada memiliki vegetasi yang
memadai, yang dapat mengalami fluktuasi yang besar karena kekeringan,
atau menurun akibat penggurunan dan hilangnya vegetasi alami. Mereka
juga dapat tewas dalam perangkap yang ditata oleh penduduk oasis
menargetkan rubah dan serigala atau sebagai pembalasan untuk membunuh
ayam mereka. Ada laporan sesekali hewan ditembak di selatan-timur
Arabia.
Ancaman lokal lainnya termasuk masuknya anjing dan kucing liar maupun
domestik, menciptakan persaingan langsung dan melalui predasi dan
penularan penyakit.
Felis margarita terdaftar di CITES Appendix II. Perburuan dilarang di
Aljazair, Iran, Israel, Kazakhstan, Mauritania, Niger, Pakistan dan
Tunisia. Tidak ada perlindungan hukum ada di Mesir, Mali, Maroko, Oman,
Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
ekstirpasi kucing pasir dari Israel - bersama dengan fakta bahwa kucing
ini terancam seluruh jangkauan - membuat Zoo Yerusalem untuk memulai
sebuah proyek reintroduksi untuk spesies. kandang aklimatisasi dibangun,
menggunakan uang dari Zoo Prof Shulov Dana untuk Studi Hewan di
Captivity, di Cagar Burung Kibbutz Lotan di Gurun Arava. Setelah
pembangunan kandang, individu-individu pertama ditransfer untuk
aklimatisasi, dan tak lama kemudian dilepaskan ke alam liar. Pelacakan
kucing ini setelah pembebasan mereka dilakukan oleh staf Ekologi Kreatif
di Kibbutz Lotan, dan oleh Israel Nature and National Parks Protection
Authority (INNPPA). Program reintroduksi dianggap gagal, karena hewan
tidak bertahan.
Kucing pasir penangkaran sangat sensitif terhadap penyakit pernapasan
dan infeksi saluran pernapasan bagian atas. Ini adalah penyebab utama
kematian pada dewasa. Penyakit yang paling umum adalah rhinotracheitis
menular. Dengan kucing pasir yang sangat rentan terhadap infeksi
pernapasan, mereka harus disimpan dalam kandang yang sangat kering di
mana kelembaban dan suhu tidak berfluktuasi.
Pada 20 Januari 2010, ada 26 kucing pasir di penangkaran di Amerika Serikat. Pada Mei 2010, Al Ain Wildlife Park & Resort (AWPR) mengumumkan
kelahiran pertama kalinya dua anak kucing pasir menyusul fertilisasi in
vitro di dan prosedur transfer embrio pada fasilitas.Empat kucing merah pasir yang dilahirkan di Ramat Gan Zoological Center
di Israel pada Juli 2012, sebagai bagian dari program pengembangbiakan
Eropa untuk melawan terancamnya spesies.
Kucing hutan
Kucing hutan mengacu pada jenis-jenis kucing (anggota suku Felidae) yang hidup liar di hutan.
Istilah ini bersifat umum (generik), mencakup beberapa jenis kucing
besar berukuran kecil, tetapi tidak mencakup kucing yang hidup di gurun
atau padang rumput, serta tidak mencakup pula kucing rumah yang meliar.
Indonesia memiliki cukup banyak jenis-jenis kucing hutan. Berikut
adalah jenis-jenis kucing yang biasa disebut sebagai kucing hutan yang
ditemukan di Indonesia:
- macan dahan benua (Neofelis nebulosa)
- macan dahan kalimantan (Neofelis diardi syn. Felis diardi)
- kucing batu (Pardofelis marmorata, syn. Felis marmorata)
- kucing emas asia (Catopuma temmincki)
- kucing congkok (atau meong congkok, Prionailurus bengalensis syn. Felis bengalensis).
Kucing berkaki hitam
Kucing berkaki hitam (Felis nigripes) adalah kucing terkecil
di Afrika, dan endemik di zona kering di barat selatan sub regional
Afrika bagian selatan. Ini adalah salah satu karnivora kecil Afrika yang
sedang dipelajari, dan terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN sejak tahun
2002.
Close-up of a Black-footed Cat at the Wuppertal Zoo
Kucing berkaki hitam merupakan salah satu spesies kucing terkecil.
Jantan dewasa beratnya rata-ratanya 1,9 kg (4,2 lb) dan maksimum 2,45 kg
(5,4 lb). Betina dewasa beratnya rata-ratanya 1,3 kilogram (2,9 lb) dan
maksimum 1,65 kg (3,6 lb).
Jantan mencapai panjang kepala sampai-badan 36,7-43,3 cm (14,4-17,0 in)
dengan 16,4 sampai 19,8 cm (6,5-7,8 in) panjang ekor. Betina yang lebih
kecil dengan maksimum kepala sampai-panjang tubuh-dari 36,9 cm (14,5
in) dan 12,6-17,0 cm (5,0-6,7 in) panjang ekor. Ketinggian bahu adalah sekitar 25 cm (9,8 in).
Hanya bantalan dan bagian bawah kakinya berwarna hitam. Ini adalah karakteristik yang memberikan namanya kucing berkaki hitam.Bulu bervariasi dalam warna dari kayu manis-buff sampai cokelat, dan
bermotif bintik-bintik hitam atau cokelat yang bergabung dan membentuk
cincin di kaki, leher, dan ekor. Kulit, bagaimanapun, tidak berpigmen
merah muda, tidak seperti kucing tutul lainnya. Bagian belakang telinga
bulat memiliki warna yang sama dengan warna bulu belakang. Matanya
sangat besar
Kucing berkaki hitam endemik di Afrika bagian selatan, dan terutama
ditemukan di Afrika Selatan, Namibia, sedikit di Zimbabwe dan
kemungkinan di Angola selatan . Hanya ada sejarah tetapi tidak ada
catatan terakhir di Botswana. Hidup ditempat kering, savana terbuka,
padang rumput dan Karoo semi-gurun dengan semak dan pohon penutup pada
ketinggian hingga 2.000 m (6.600 ft), tetapi tidak di bagian terkering
dan sandiest dari Gurun Namib dan Kalahari
Dua subspesies yang diakui: Dua subspesies diakui:
- Felis nigripes nigripes - hidup di Botswana, Namibia, dan di bagian utara Afrika Selatan;
- Felis nigripes Thomasi - hidup di tenggara Afrika Selatan
Menurut keterangan Shortridge itu F.n. nigripes lebih kecil dan lebih
pucat daripada F.n. Thomasi. Tapi karena spesimen dengan karakteristik
dari kedua subspesies diasumsikan ditemukan dekat Kimberley di pusat
Afrika Selatan, keberadaan subspesies dipertanyakan karena tidak ada
batas geografis atau ekologis untuk jangkauan penyebaran mereka mereka.
Adult black-footed cat resting
kucing Berkaki hitam merupakan hewan soliter dan aktif di malam hari,
dan dengan demikian jarang terlihat. Mereka menghabiskan hari
beristirahat di penutup yang lebat, di liang kosong dari springhares,
landak dan aardvark, atau di dalam sarang rayap berongga. Mereka muncul
untuk berburu setelah matahari terbenam.
Mereka biasanya ditemukan di habitat terbuka yang kering dengan
beberapa tingkat tutupan vegetasi. Rupanya, mereka mendapatkan semua
kelembaban yang mereka butuhkan dari mangsa mereka, tetapi akan minum
air bila tersedia.
Tidak seperti kucing lainnya, kucing berkaki hitam adalah pendaki yang buruk, dan umumnya akan mengabaikan cabang-cabang pohon.
Tubuh kekar dan ekor pendek tidak kondusif untuk memanjat pohon Mereka
menggali dengan giat di pasir untuk memperpanjang atau memodifikasi
liang untuk berlindung.
Kucing berkaki hitam adalah hewan yang sangat tidak menyukai
kehidupan social yang berlindung di gangguan sedikitpun. Namun, ketika
terpojok mereka dikenal untuk membela diri dengan gigih. Karena
kebiasaan ini dan keberanian mereka, mereka disebut "miershooptier"
(sarang semut harimau) di bagian Afrika Selatan Karoo, meskipun mereka
jarang menggunakan gundukan rayap untuk menutupi atau untuk sarang anak
mereka. Sebuah legenda San mengklaim bahwa kucing berkaki hitam dapat
membunuh jerapah dengan cara menusuk leher nya. Cerita ini dimaksudkan
untuk menekankan keberanian dan keuletan dari hewan ini.
Dalam satu tahun betina mencakup wilayah rata-rata dari 10 km2 (3,9
sq mi), seorang jantan 22 km2 (8,5 sq mi). Kucing-kucing menggunakan
aroma menandai seluruh jangkauan mereka, dengan Jantan penyemprotan urin
hingga dua belas kali dalam satu jam. Bentuk lain dari aroma menandai
termasuk menggosok benda, menggaruk dengan cakar dan menyimpan kotoran
di lokasi terlihat. Panggilan mereka lebih keras daripada kucing lainnya
ukuran mereka, mungkin untuk memungkinkan mereka untuk memanggil
melalui jarak yang relatif besar. Namun, ketika dekat satu sama lain,
mereka menggelegak tenang mendengkur atau mendesis dan menggeram jika diancam.
Karena ukurannya yang kecil berkaki hitam kucing berburu mangsa
terutama yang kecil seperti hewan pengerat dan burung kecil tetapi juga
dapat mengambil Bustard Putih-quilled dan Kelinci Cape yang disebut
terakhir lebih berat daripada kucing ini sendiri. Serangga dan laba-laba
memberikan kurang dari 1% dari massa mangsa yang dikonsumsi.
Mereka adalah pemburu yang luar biasa aktif menewaskan empat belas
binatang kecil di satu malam. Kebutuhan energi mereka sangat tinggi
dengan sekitar 250 gram (9 oz) mangsa per konsumsi malam yaitu sekitar
seperenam dari berat badan rata-rata.
Kucing Berkaki hitam berburu terutama dengan mengintai bukan
penyergapan menggunakan penutup dari kegelapan dan semua jejak yang
tersedia dari persembunyian untuk mendekati mangsanya sebelum akhirnya
menerkam. Mereka telah diamati untuk berburu dengan bergerak cepat untuk
menangkap mangsa dari persembunyian tetapi juga untuk perlahan-lahan
melalui tangkai jumbai vegetasi. Kurang umum, tetapi mereka akan
menunggu di luar liang tikus, sering dengan mata tertutup tetapi waspada
untuk suara sedikit pun. Secara umum kucing besar tapi tidak seperti
spesies yang paling kecil lainnya, kucing berkaki hitam telah diamati
untuk menyembunyikan beberapa mangsa mereka yang ditangkap untuk
kemudian dimakan, daripada mengkonsumsi segera mangsanya.In common with the big cats, but unlike most other small species,
black-footed cats have been observed to hide some of their captured prey
for later feeding, rather than consuming it immediately.
kucing Berkaki hitam telah hidup selama sepuluh tahun di penangkaran.
Betina mencapai kematangan seksual setelah delapan sampai dua belas
bulan. Mereka mulai estrus hanya untuk satu atau dua hari pada satu
waktu, dan menerima kawin selama beberapa jam membutuhkan Jantan untuk
menemukan mereka dengan cepat. Kopulasi sering terjadi selama periode
ini. Kehamilan berlangsung 63-68 hari. Sampah biasanya terdiri dari dua
anak kucing, tetapi dapat bervariasi dari satu sampai empat muda. Anak
kucing beratnya 60-84 gram (2,1-3,0 oz) saat lahir. Mereka terlahir buta
dan relatif tidak berdaya, meskipun mereka mampu merangkak sekitar
setelah hanya beberapa jam. Mereka bisa berjalan dalam waktu dua minggu,
mulai mengambil makanan padat setelah sekitar satu bulan, dan
sepenuhnya disapih setelah dua bulan.
Betina mungkin memiliki hingga dua anak selama musim panas, musim
semi dan musim gugur. Mereka membesarkan anak kucing mereka dalam liang,
memindahkan mereka ke lokasi baru secara teratur setelah minggu
pertama. Secara umum, anak kucing berkembang lebih cepat daripada di
kucing berukuran sama lain, cepat beradaptasi mereka ke lingkungan yang
relatif bersahabat. Mereka menjadi mandiri setelah 5 bulan tetapi
mungkin berada dalam jangkauan ibu mereka
Kelompok Kerja Kucing berkaki Hitam melakukan sebuah proyek penelitian
di Benfontein Nature Reserve and Nuwejaarsfontein Farm in central South
Africa di pusat Afrika Selatan, di mana tujuh kucing berkaki hitam telah
dipasangi radio. Proyek ini merupakan bagian dari upaya multidisiplin
untuk mempelajari distribusi, ekologi, kesehatan, dan reproduksi berkaki
hitam kucing selama jangka waktu tertentu
Wuppertal Zoo memperoleh kucing berkaki hitam sejak tahun 1957, dan
berhasil dalam pemeliharaan mereka pada tahun 1963. Pada tahun 1993,
Program Spesies Langka Eropa (EEP) dibentuk untuk mengkoordinasikan mana
hewan yang paling cocok untuk dipasangkan untuk menjaga keragaman
genetik dan untuk menghindari perkawinan sedarah. The stud book
Internasional untuk kucing berkaki hitam disimpan di Kebun Binatang
Wuppertal Jerman. Pada Juli 2011, ada catatan rinci untuk total 726
kucing penangkaran sejak tahun 1964,. Seluruh dunia 74 orang ditahan di
23 lembaga di Jerman, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris dan
Afrika Selatan.
Pada bulan Februari 2011, betina yang disimpan di Audubon Nature
Institute melahirkan dua anak kucing jantan. Kelahiran ini adalah
signifikan bahwa anak kucing yang pertama dari spesies mereka untuk
dilahirkan sebagai akibat dari fertilisasi in vitro menggunakan sperma
beku dan dicairkan dan embrio beku dan dicairkan. Pada tahun 2003,
sperma dikumpulkan dari jantan dan kemudian dibekukan. Pada Audubon
Nature Institute itu kemudian dikombinasikan dengan telur dari betina,
menciptakan embrio pada bulan Maret 2005. embrio Mereka yang dibekukan
selama hampir enam tahun sebelum dicairkan dan ditransfer ke seorang
wanita pengganti pada bulan Desember 2010, yang membawa embrio, sehingga
melahiran dua anak kucing. Para ilmuwan berharap ini akan menyediakan
sarana bagi mereka untuk meningkatkan jumlah spesies, serta
memperkenalkan variasi genetik yang lebih besar ke dalam populasi kecil.
Pada bulan April 2011, Cleveland Metroparks Zoo melaporkan kelahiran kucing berkaki hitam. Pada bulan Juni 2011, Fresno Chaffee Zoo melaporkan kelahiran baru kucing berkaki hitam. Pada bulan Maret 2012, Kebun Binatang Brookfield melaporkan kelahiran dari kucing berkaki hitam.
Pada tanggal 6 Februari 2012, seekor kucing berkaki hitam perempuan kucing, Crystal
Kucing Gunung Cina
Kucing gunung Cina (Felis bieti), juga dikenal sebagai kucing
gurun Cina dan kucing padang Cina, adalah kucing liar barat Cina yang
telah diklasifikasikan sebagai Rentan oleh IUCN, karena jumlah populasi
efektif mungkin kurang dari 10.000 individu pembiakan yang matang.
Sejak tahun 2007, diklasifikasikan sebagai subspesies kucing liar, F. silvestris bieti, berdasarkan analisis genetik.
Kecuali untuk warna bulu, kucing ini menyerupai kucing liar Eropa
dalam penampilan fisiknya. Kucing ini memiliki 27-33 in (69-84 cm)
panjang tubuh, ditambah 11,5-16 in (29-41 cm) panjang ekor. Berat dewasa
dapat berkisar 6,5-9 kilogram (14 sampai 20 lb). Mereka memiliki
tengkorak yang relatif luas, dan rambut panjang yang tumbuh di antara
bantalan kaki mereka.
Bulu berwarna pasir dengan rambut gelap, bagian bawah tubuh
keputihan, kaki dan ekor hitam cincin beruang. Selain itu ada samar
garis horisontal gelap pada wajah dan kaki, yang mungkin hampir tidak
terlihat. Telinga dan ekor memiliki tips hitam, dan ada juga beberapa
pita gelap pada ekor.
Kucing gunung Cina endemik di Cina dan memiliki penyebarannya
terbatas di tepi utara-timur Dataran Tinggi Tibet. Timur Qinghai dan
utara-barat akun Sichuan untuk semua catatan dikonfirmasi kucing gurun
Tiongkok.
Kucing gunung Cina muncul di stepa padang rumput elevasi tinggi,
padang rumput alpine, alpine semak dan hutan konifer tepi diketinggian
antara 2.500 dan 5.000 m (8.200 dan 16.000 ft). Belum dikonfirmasi
keberadaannya di gurun atau pegunungan berhutan lebat.
Foto-foto pertama dari Kucing gurun Tiongkok diambil oleh perangkap
kamera selama salju ringan di Mei 2007 di ketinggian 3,570 m (11.710 ft)
di Sichuan. Foto-foto ini diambil di padang rumput dan pegunungan.
Kucing gunung Cina aktif di malam hari, mereka memburu hewan
pengerat, pikas, dan burung. Berkembang biak antara Januari dan Maret,
melahirkan 2-4 anak kucing dalam liang terpencil.
Sampai tahun 2007, kucing ini dikenal hanya dari enam hewan, semua tinggal di kebun binatang Cina, dan beberapa kulit di museum.
Kucing gunung Cina terancam karena pikas, mangsa utamanya diracun secara
terorganisir. Peracunan Ini membunuh kucing secara tidak sengaja, atau
mengurangi pasokan makanan mereka.
Felis bieti terdaftar di CITES Appendix II.Kucing ini dilindungi di Cina.
Alphonse Milne-Edwards pertama kali menjelaskan kucing gurun Tiongkok
pada tahun 1892 dari spesimen yang dikumpulkan di Tibet dengan nama
Felis Bieti setelah nama misionaris Perancis FĂ©lix Biet.
Beberapa pihak berwenang mempertimbangkan subspesies chutuchta dan
vellerosa dari kucing liar sebagai subspesies kucing gurun Tiongkok.
2.Genus
Otocolobus
- Kucing Pallas, Otocolobus manul
Kucing Pallas
Kucing Pallas(Otocolobus manul syn. Felis manul), juga disebut
Manul, adalah kucing liar kecil yang dinamai setelah naturalis Jerman Peter Simon Pallas, yang pertama kali mendeskripsikan spesies pada tahun 1776.Pada tahun 2002, IUCN mengklasifikasikan kucing Pallas hampir terancam karena penyebaran luas tetapi tidak merata di padang rumput dan stepa Asia Tengah. Spesies ini tidak dipengaruhi oleh degradasi habitat, penurunan basis mangsa, dan perburuan.
Kucing Pallas seukuran kucing domestik, dengan 46-65 cm panjang tubuh
dan 21-31 cm panjang ekor. Beratnya 2,5-4,5 kilogram. Kombinasi dari
postur kekar dan panjang, bulu lebat membuatnya tampak gagah dan empuk.
Bulunya kekuningan dengan bar vertikal gelap pada batang tubuh dan kaki
depan. Warna bulu dimusim dingin kelabu dan kurang berpola dari warna
bulu dimusim panas. Ada cincin hitam yang jelas pada titik-titik ekor
dan gelap pada dahi. Pipi berwarna putih dengan garis-garis hitam tipis
sepanjang sudut mata. Dagu dan tenggorokan juga putih, menyatu ke dalam
bulu halus dan keabu-abuan dari bagian bawah. Konsentris putih dan hitam
dipinggiran sekitar mata menonjolkan bentuk bulat mereka. Kaki yang
proporsional lebih pendek daripada kucing lainnya, telinga sangat rendah
dan lebar, dan memiliki cakar sangat pendek. Wajah lebih pendek
dibandingkan dengan kucing lain, memberikan wajah rata. Rahang yang
lebih pendek memiliki gigi lebih sedikit daripada yang biasa di antara
felids, dengan pasangan premolar atas pertama tidak ada.
Manuls sering kali terlihat di padang rumput stepa Asia Tengah wilayah Mongolia, Cina dan Dataran Tinggi Tibet, di mana rekor elevasi 5.050 m (16.570 kaki) dilaporkan. Mereka secara luas tersebar di daerah dataran tinggi dan lekukan Intermountain serta padang rumput pegunungan di Kyrgyzstan dan Kazakhstan. Di Rusia, mereka muncul sesekali di Transkaukasus dan daerah Transbaikal, di sepanjang perbatasan dengan utara-timur Kazakhstan, dan di sepanjang perbatasan dengan Mongolia dan Cina di Altai, Tyva Buryatia, dan Chita
republik. Pada musim semi 1997, trek yang ditemukan di Timur Sayan pada
ketinggian 2.470 m (8.100 kaki) dalam 4,5 cm (1,8 in) lapisan salju
yang tebal. Trek ini dianggap fakta pertama yang dapat dibuktikan
mendiami daerah manuls. Analisis DNA dari kotoran individu ini
menegaskan kehadiran spesies. Populasi di barat daya, yaitu wilayah Laut Kaspia, Afghanistan dan Pakistan, berkurang, terisolasi dan jarang . Pada tahun 2008, seekor individu terekam kamera di Iran Khojir National Park untuk pertama kalinya
Tiga subspesies diakui:
- Otocolobus manul manul (Pallas, 1776) - mendiami bagian utara daerah penyebaran: Sungai Jida, selatan Danau Baikal, Siberia timur;
- Otocolobus manul nigripecta (Hodgson, 1842) - mendiami Tibet dan Kashmir;
- Otocolobus manul ferruginea (Ognev, 1928) - mendiami bagian selatan-barat daerah penyebaran: punggungan gunung Missanev, Kopet Dag-Pegunungan, Transcapia, Iran utara, selatan-barat Turkestan, Afghanistan, Baluchistan.
Seekor kucing Pallas di Kebun Binatang Zurich
Kucing Pallas hidup menyendiri. Baik jantan dan betina membuat aroma
untuk menandai wilayah kekuasaan mereka. Mereka menghabiskan hari di
gua-gua, celah-celah batu, atau liang marmut, dan muncul pada sore hari
untuk memulai berburu. Mereka bukan pelari cepat, dan berburu terutama
dengan menyergap atau menguntit, menggunakan vegetasi rendah dan medan
berbatu untuk berlindung. Mereka memakan sebagian besar spesies mangsa
diurnally aktif seperti gerbil, pikas, tikus dan ayam hutan Chukar, dan
kadang-kadang menangkap marmut muda.
Musim kawin relatif pendek karena iklim yang ekstrim dalam jangkauan
daerah penyebaran asli kucing tersebut. Oestrus berlangsung antara 26
dan 42 jam, yang juga lebih pendek daripada di felids lainnya. kucing
Pallas yang melahirkan sekitar 2-6 anak kucing setelah periode kehamilan
66 hingga 75 hari, biasanya pada bulan April atau Mei. Para Kucing
Pallas muda lahir di sarang terlindung, dilapisi dengan vegetasi kering,
dan bulu. Anak-anak kucing memiliki berat sekitar 90 gram (3,2 oz) pada
saat kelahiran, dan memiliki lapisan bulu yang tebal, yang digantikan
oleh lapisan bulu dewasa setelah sekitar dua bulan. Mereka bisa mulai
berburu di empat bulan, dan mencapai ukuran dewasa di enam bulan. Kucing
Pallas telah dilaporkan dapat hidup sampai sebelas tahun di
penangkaran.
Manul telah lama diburu untuk bulu dalam jumlah relatif besar di Cina,
Mongolia dan Rusia, meskipun perdagangan internasional bulu manul
sebagian besar berhenti sejak akhir 1980-an. [12] Ada sekitar 1.000
pemburu kucing Pallas di Mongolia, dengan perkiraan rata-rata panen dua
kucing per tahun. Mereka juga tertembak karena mereka dapat dianggap
sebagai marmut, yang umumnya diburu, dan kebetulan terjebak dalam
perangkap leghold yang ditetapkan untuk serigala dan rubah dan jerat
yang dipasang untuk marmut dan kelinci. Lemak mereka dan organ digunakan
sebagai obat di Mongolia dan Rusia, dan mereka dibunuh oleh anjing
domestik. Sementara Mongolia tidak mencatat apapun gelar ekspor, ekspor
kulit telah tumbuh sejak tahun 2000, dengan 143 dilaporkan diekspor pada
tahun 2007.
Otocolobus manul terdaftar dalam CITES Appendix II. Perburuan felid ini
dilarang di semua negara kecuali kisaran Mongolia, di mana ia tidak
memiliki perlindungan hukum meskipun diklasifikasikan sebagai Hampir
Terancam di dalam negeri. Sejak 2009, felid secara hukum dilindungi di
Afghanistan, melarang semua perburuan dan perdagangan di bagian-bagian
di dalam negeri.
Penangkaran kucing Pallas merupakan hal sulit. Meskipun berkembang biak
dengan baik, tingkat kelangsungan hidup rendah karena infeksi. Ini telah
dikaitkan dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang dikembangkan,
habitat alaminya terisolasi dan biasanya tidak terkena infeksi. seekor Betina di inseminasi buatan untuk pertama kalinya di Cincinnati Zoo dan melahirkan tiga anak kucing pada Juni 2011.
Kucing Pallas awalnya ditempatkan di genus Felis. Pada tahun 1858, penjelajah dan naturalis Rusia Nikolai Severtzov mengusulkan nama Otocolobus untuk spesies ini.Ahli zoologi Inggris Reginald Innes Pocock mengakui klasifikasi
taksonomi Otocolobus pada tahun 1907, menjelaskan tengkorak secara
rinci, dan menganggap manul bentuk menyimpang dari Felis . Setelah studi genetika, genus monotypic Otocolobus telah diusulkan untuk ditempatkan dengan marga Felis dan Prionailurus di suku Felini, karena hubungan filogenetik dekat. Diperkirakan bahwa Otocolobus manul menyimpang dari leluhur kucing macan tutul sekitar 5.190.000 tahun yang lalu.
3.Genus
Catopuma
- Kucing emas Asia, Catopuma temminckii
- Kucing merah, Catopuma badia (syn. Felis badia)
Kucing emas Asia
Kucing emas Asia (Pardofelis temminckii, syn. Catopuma
temminckii), juga disebut kucing Temminck, adalah kucing liar Asia
Tenggara berukuran sedang. Pada tahun 2008, IUCN mengklasifikasikan
kucing emas Asia sebagai Hampir terancam, menyatakan bahwa spesies
mendekati kualifikasi sebagai Rentan karena tekanan perburuan dan
hilangnya habitat, karena hutan Asia Tenggara sedang menjalani tingkat
daerah deforestasi tercepat di dunia.
Kucing emas Asia dinamai untuk menghormati ahli zoologi Belanda
Coenraad Jacob Temminck, yang pertama kali menjelaskan kucing emas
Afrika pada tahun 1827.
Illustration of skulls of Asian golden cat (bottom) and fishing cat (atas), di Pocock's
The Fauna of British India, including Ceylon and Burma
A grey morph of the Asian golden cat, Arunachal Pradesh, India
Kucing emas Asia sangat terbentuk tubunya, dengan penampilan seperti
kucing yang khas. Memiliki panjang kepala-badan dari 66 105 cm (26
sampai 41 di), dengan ekor 40-57 cm (16 sampai 22 in), dan 56 cm (22
inci) di bahu. Berat berkisar 9-16 kg (20 sampai 35 lb), yaitu sekitar
dua atau tiga kali ukuran kucing peliharaan.
Bulu hewan tersebut adalah seragam dalam warna, tetapi sangat
bervariasi mulai dari merah ke coklat keemasan, coklat tua sampai kayu
manis pucat, abu-abu sampai hitam. Bentuk peralihan antara pewarnaan
yang berbeda juga ada. Ini dapat ditandai dengan bintik-bintik dan
garis-garis. Garis-garis putih dan hitam berada di pipi dan sampai ke
atas kepala, sedangkan telinga berwarna hitam dengan abu-abu disekitar
pusat.
Kucing emas dengan bintik-bintik seperti macan tutul telah ditemukan di
Cina, menyerupai kucing macan tutul besar. Bulu berbintik merupakan
karakteristik resesif.
Kucing emas Asia hidup di seluruh Asia Tenggara, mulai dari Tibet,
Nepal, Bhutan, India dan Bangladesh ke Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos,
Vietnam, Cina Selatan ke Malaysia dan Sumatera. Mereka lebih memilih
habitat hutan diselingi dengan daerah berbatu, dan ditemukan di sulung
kering, hutan hujan tropis yang hijau dan subtropis.
Kadang-kadang, mereka ditemukan di medan yang lebih terbuka seperti
padang rumput Assam Manas National Park. Di ketinggian, mereka berkisar
dari dataran rendah sampai lebih dari 3.000 m (9.800 ft) di
Himalaya.</ref> In altitude, they range from the lowlands to over
3.000 m (9,800 kaki) in the Himalayas.
Di Laos, mereka juga muncul di daerah pertumbuhan kembali bambu,
hutan semak belukar dan terdegradasi dari dataran Mekong untuk
setidaknya 1.100 m (3.600 ft).Survei di Sumatera dan di Et-Nam Phou Louey Nasional Protected Area di
utara Laos menunjukkan bahwa mereka lebih umum daripada kucing kecil
sympatric, menunjukkan bahwa mereka lebih banyak daripada yang diyakini
sebelumnya.Survei di Thailand, Myanmar utara dan India barat Arunachal Pradesh mengungkapkan angka lebih sedikit.
Dalam Jigme Singye Bhutan Wangchuck National Park, mereka direkam oleh perangkap kamera di ketinggian 3.738 m (12.264 ft).Dalam Cagar Biosfer Sikkim ini Khangchendzonga, mereka foto-terjebak pada ketinggian 3.960 m sampai dengan (12.990 ft).
Karena deskripsi Hodgson tahun 1831 dari seorang individu laki-laki
di Nepal bawah moormensis Felis binomial, negara ini diyakini bagian
barat dari jangkauan felid itu.
Namun tidak ada spesimen telah dicatat di dalam negeri, sampai Mei 2009
survei perangkap kamera menghasilkan catatan fotografi pertama kucing
emas melanistic Asia di Makalu Barun Taman Nasional di ketinggian 2.517 m
(8.258 ft).
Tiga subspesies telah diakui:
- Pardofelis temminckii temminckii ditemukan di Himalaya, daratan Asia Tenggara dan Sumatera
- Pardofelis temminckii dominicanorum ditemukan di tenggara Cina
- Pardofelis temminckii tristis ditemukan di barat daya Cina
trinomials Ini belum mencerminkan taksonomi re-klasifikasi yang diterima sejak tahun 2006.
Asian golden cat with a piece of meat.
Kucing emas Asia teritorial dan soliter. Pengamatan sebelumnya
menunjukkan bahwa mereka terutama berkegiatan di malam hari, tetapi
studi lapangan pada dua radio-berkerah spesimen mengungkapkan pola
aktivitas arrhythmic didominasi oleh puncak aktivitas crepuscular dan
diurnal, dengan aktivitas apalagi larut malam. Wilayah jantan adalah
47,7 km2 (18,4 sq mi) dan meningkat lebih dari 15% selama musim hujan.
Wilayah betina adalah 32,6 kilometer persegi (12,6 sq mi). Kedua kucing
bepergian antara hanya 55 meter (180 kaki) lebih dari 9 kilometer (5,6
mil) dalam satu hari dan lebih aktif pada bulan Juli dari bulan Maret.
Kucing emas Asia dapat memanjat pohon bila diperlukan. Mereka berburu
burung, tikus besar dan reptil, ungulates kecil seperti muntjacs dan
rusa sambar muda.Mereka mampu menjatuhkan mangsa yang lebih besar dari diri mereka sendiri, seperti sapi kerbau domestik.Di pegunungan Sikkim, mereka dilaporkan memangsa ghoral.
Vokalisasi mereka termasuk mendesis, meludah, mengeong, mendengkur,
menggeram, dan menggelegak. Metode komunikasi lainnya diamati dalam
penangkaran kucing Emas Asia termasuk menandai dengan aroma,
penyemprotan urin, menggaruk pohon dan kayu dengan cakar, dan menggosok
kepala terhadap berbagai objek, seperti kucing domestik.
Tidak banyak yang diketahui tentang perilaku reproduksi ini agak sulit dipahami kucing di alam liar.Sebagian besar dari apa yang diketahui, telah dipelajari di
penangkaran. Betina kucing emas Asia dewasa secara seksual antara 18 dan
24 bulan, sementara jantan dewasa di 24 bulan. Wanita datang ke estrus
setiap 39 hari, di mana saat mereka meninggalkan tanda dan mencari
kontak dengan jantan dengan mengadopsi postur reseptif. Selama hubungan
seksual, pria akan merebut kulit leher perempuan dengan giginya. Setelah
periode kehamilan 78 sampai dengan 80 hari, betina melahirkan anak satu
sampai tiga anak kucing di tempat yang terlindung. Anak-anak kucing
beratnya 220-250 gram (7,8-8,8 oz) pada saat lahir, tetapi tiga kali
lipat ukurannya selama delapan minggu pertama kehidupan. Mereka lahir
sudah memiliki pola kulit dewasa, dan membuka mata mereka pada enam
hingga dua belas hari. Dalam penangkaran, mereka hidup sampai dua puluh tahun.
Kucing emas Asia mendiami beberapa negara berkembang tercepat di dunia,
di mana mereka semakin terancam oleh kerusakan habitat mengikuti
deforestasi, bersama dengan basis ungulata menurun mangsanya.Ancaman lain yang serius adalah perburuan untuk perdagangan satwa liar,
yang memiliki potensi besar untuk melakukan kejahatan maksimal dalam
waktu singkat.
Telah dilaporkan tewas dalam balas dendam setelah memangsa ternak,
termasuk unggas tapi juga hewan yang lebih besar seperti domba, kambing
dan sapi kerbau.
Kucing emas Asia terutama direbus untuk mendapatkan bulu mereka.
Di Myanmar, bagian tubuh 111 dari setidaknya 110 individu yang diamati
pada empat pasar yang disurvei antara tahun 1991 hingga 2006. Angka
secara signifikan lebih besar daripada non-spesies terancam. Di antara
kulit teramati adalah spesimen dengan ocelot seperti mawar - bentuk
langka 'tristis'. Tiga dari pasar yang disurvei terletak di perbatasan
internasional dengan China dan Thailand, dan melayani pembeli
internasional, meskipun kucing emas Asia benar-benar dilindungi oleh
undang-undang nasional Myanmar. Pelaksanaan yang efektif dan penegakan
CITES dianggap tidak memadai.
Pardofelis temminckii termasuk dalam CITES Appendix I dan sepenuhnya
dilindungi atas sebagian besar jangkauannya. Berburu dilarang di
Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand,
dan Vietnam. Berburu diatur di Laos. Tidak ada informasi mengenai status
perlindungan yang tersedia dari Kamboja.Di Bhutan felid yang dilindungi hanya dalam batas-batas kawasan lindung.
Ukuran populasi kucing emas Asia tidak diketahui dan sulit untuk
memperkirakan. Itu dianggap sebagai melimpah di banyak negara sampai
bagian akhir dari abad terakhir, di mana perburuan bergeser jauh dari
harimau dan macan tutul untuk spesies ini. Di Cina dilaporkan menjadi
kucing paling langka berikutnya selain harimau dan macan tutul.
Per Desember 2008, ada 20 kucing emas Asia di kebun binatang 8 Eropa
yang berpartisipasi dalam Program Spesies Langka Eropa. Pasangan di
Kebun Binatang Wuppertal Jerman berhasil dikembangbiakkan lagi pada
tahun 2007, dan pada bulan Juli 2008, dua saudara kandung yang lahir dan
ibu-dipelihara. Pada tahun 2008, anak kucing betina juga lahir di Parc
des Perancis FĂ©lins. Spesies ini juga disimpan di Singapore Zoo..
Selain ini, sebuah kebun binatang beberapa di Asia Tenggara dan
Australia juga menjaga kucing emas Asia. Di Amerika Utara Spesimen hanya
memiliki individu tua dan miskin genetik.
Kucing emas Asia memiliki kemiripan besar dengan kucing emas Afrika,
tetapi tidak mungkin bahwa mereka terkait erat karena hutan-hutan Afrika
dan Asia belum terhubung dalam lebih dari 20 juta tahun. Kesamaan
mereka lebih ke contoh evolusi konvergen.
Kucing emas Asia mirip dengan kucing teluk Kalimantan baik dalam
penampilan dan perilaku. Studi genetika mengungkapkan bahwa kedua
spesies sangat erat terkait. Kucing emas Asia ditemukan di Sumatera dan
Malaysia, yang hanya dipisahkan dari Kalimantan sekitar 10.000 hingga
15.000 tahun yang lalu. Pengamatan ini menyebabkan asumsi bahwa kucing
Teluk Kalimantan adalah subspesies insular dari kucing emas Asia.
Analisis genetik menunjukkan bahwa kucing emas Asia, bersama dengan
kucing teluk dan kucing marmer, menyimpang dari felids lainnya sekitar
9,4 juta tahun yang lalu, dan bahwa kucing emas Asia dan kucing teluk
dibedakan selama empat juta tahun yang lalu, menunjukkan bahwa kucing
teluk adalah spesies yang berbeda jauh sebelum isolasi Kalimantan.
Karena hubungan erat terbukti dengan kucing marmer, hal itu baru-baru
ini menyarankan bahwa ketiga spesies harus dikelompokkan dalam genus
Pardofelis.
Di beberapa wilayah Thailand, kucing emas Asia disebut Seua fai ("fire
tiger"). Menurut legenda regional, pembakaran Bulu suatu Kucing Emas
Asia mendorong harimau menjauh. Makan daging diyakini memiliki efek yang
sama. Orang-orang Karen percaya bahwa hanya membawa sehelai rambut dari
kucing akan cukup. Masyarakat adat Banyak yang percaya kucing ini menjadi ganas, tetapi di penangkaran telah dikenal sangat jinak dan tenang.
Kucing merah
Kucing merah (Pardofelis badia), juga dikenal sebagai kucing
Kalimantan, Kalimantan kucing merah, atau Kalimantan kucing marmer,
adalah kucing liar endemik pulau Kalimantan yang muncul relatif jarang
dibandingkan dengan sympatric felids, berdasarkan pada kurangnya
historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN
mengklasifikasikan spesies yang bergantung pada hutan ini sebagai
terancam punah karena penurunan populasi diproyeksikan oleh lebih dari
20% pada tahun 2020 karena kehilangan habitat. Seperti tahun 2007,
ukuran populasi efektif diduga berada di bawah 2.500 individu dewasa.
Kucing merah secara historis telah dicatat sebagai langka dan saat
ini tampaknya terjadi pada kepadatan relatif rendah, bahkan di habitat
asli.
Kucing merah jauh lebih kecil daripada kucing emas Asia. Bulunya yang
berwarna cokelat terang, bukan paler beneath, tungkai dan ekor yang
agak pucat dan merah. Ekor memanjang, meruncing pada akhirnya, dengan
garis sentral putih menempati setengah melintang dari sisi bawah, secara
bertahap menjadi lebih luas dan putih murni menuju ujung, yang memiliki
bercak hitam kecil di ujung atasnya. Telinga bulat, ditutupi dengan
bulu coklat pendek kehitaman di sisi luar, paler coklat pendek di dalam
dan dengan batas yang sempit coklat pendek.
Pada tahun-tahun antara 1874 hingga 2004, hanya 12 spesimen diukur.
Kepala sampai tubuh panjang mereka bervariasi 49,5-67 cm (19,5-26 in)
dengan 30-40,3 cm (12-15,9 in) panjang ekor.
Kucing ini diperkirakan memiliki berat dewasa 3-4 kg (6,6-8,8 lb),
tetapi spesimen hidup terlalu sedikit jumlahnya untuk memungkinkan
perkiraan yang lebih terpercaya.
Kepala, pendek bulat berwarna coklat gelap keabu-abuan dengan dua
garis-garis gelap yang berasal dari sudut setiap mata, dan bagian
belakang kepala memiliki bentuk 'M' gelap yang menandai. Bagian belakang
telinga yang keabu-abuan gelap, sedikit bintik-bintik putih tengah yang
ditemukan pada banyak spesies kucing lainnya. Bagian bawah dagu
berwarna putih dan ada dua garis coklat samar di pipi. Tubuh proporsi
dan ekor yang sangat panjang memberikan tampilan jaguarundi dunia baru.
Kucing merah yang endemik Kalimantan dan tersebar secara luas di
pulau itu. Tapi ada dua konsentrasi laporan di pedalaman pulau itu.
Informasi ini menunjukkan bahwa mereka muncul di berbagai jenis habitat,
bervariasi dari hutan rawa, dataran rendah dipterocarp hutan sampai
hutan bukit sampai setidaknya 500 m (1.600 ft). Pada pertengahan
1990-an, penampakan yang paling dapat diandalkan telah dilaporkan dari
Sungai Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, dan di Taman Nasional Gunung
Palung. Salah satu penampakan belum dikonfirmasi terjadi pada 1.800 m
(5.900 ft) di Gunung Kinabalu.One unconfirmed sighting occurred at 1.800 m (5,900 kaki) on Mount Kinabalu.
Mereka mendiami hutan tropis yang lebat, dan telah diamati pada
singkapan berbatu kapur dan hutan bekas tebangan, dan beberapa dekat
dengan pantai. Setidaknya tiga spesimen ditemukan di dekat sungai, tapi
ini mungkin karena kemudahan kolektor daripada bukti preferensi habitat.
Dari tahun 2003 sampai 2005, 15 kucing merah tercatat di Kalimantan,
Sabah dan Sarawak tapi tidak di Brunei. Catatan-catatan ini terdiri dari
pengamatan oportunistik tunggal. Hampir semua catatan sejarah dan
baru-baru ini adalah dari dekat badan air seperti sungai dan hutan
bakau, menunjukkan bahwa kucing merah mungkin berhubungan erat dengan
habitat tersebut.
Sebuah survei peragkap kamera dari bulan Juli 2008 sampai Januari
2009 di bagian barat laut dari Sabah Deramakot Forest Reserve di daerah
sekitar 112 km2 (43 sq mi) menghasilkan satu foto dari kucing merah
jantan dalam upaya total sampling dari 1916 malam perangkap. Catatan ini
memperluas jangkauan kucing merah ke utara.
Alfred Russel Wallace mengirimkan kulit pertama dan tengkorak kucing
merah dari Sarawak ke British Museum of Natural History pada tahun 1855.Sebanyak tujuh kulit muncul selama dekade berikutnya, tetapi tidak
sampai 1992 adalah spesimen hidup terperangkap di Sarawak - perbatasan
Indonesia dan dibawa ke Museum Sarawak, di ambang kematian.
Perilaku rahasia dan nokturnal kucing merah, dan mungkin kepadatan
populasi yang rendah, mungkin merupakan penyebab penting dari kelangkaan
penampakan.
Survei perangkap kamera tahun 2003-2006 hanya menghasilkan satu foto
dari kucing merah di 5.034 malam perangkap. Menurut catatan anekdot
belum dikonfirmasi dari Sarawak, kucing merah diamati pada cabang 1 m
(3,3 kaki) dari tanah dekat dengan sungai selama ekspedisi berburu
malam. Seorang kolektor hewan lokal di dekat Lachau, Sarawak, mengaku
bahwa ia tidak sengaja menjebak dua kucing merah pada kesempatan
terpisah pada bulan Desember 2003. Dia melaporkan bahwa kucing merah
memasuki kandang dan menyerang burung itu. Satu kucing meninggal di
penangkaran, dan lainnya dibebaskan.
Tidak ada yang diketahui tentang ekologi makan dan perilaku reproduksi.
Kucing merah yang bergantung pada hutan, dan semakin terancam oleh deforestasi habitat berikut di Kalimantan.
Kalimantan memiliki salah satu tingkat deforestasi tertinggi di
dunia. Sementara di pertengahan 1980-an hutan masih menutupi hampir tiga
perempat dari pulau, tahun 2005 hanya 52% dari Kalimantan masih
berhutan. Baik hutan dan lahan membuat jalan bagi pemukiman manusia.
Perdagangan ilegal satwa liar adalah praktek yang tersebar luas.
Meskipun Kalimantan memiliki 25 suaka margasatwa, hanya tiga yang
benar-benar ada, yang lainnya hanya diusulkan. Semua cadangan telah
dirambah oleh pemukiman manusia dan penebangan. Sayangnya penjerat lokal
dan pedagang hewan juga menyadari bahwa kebun binatang asing dan
fasilitas penangkaran akan membayar US $ 10.000 atau lebih untuk hewan
hidup.
Pardofelis badia terdaftar di CITES Appendix II sebagai Catopuma
badia. Hal ini sepenuhnya dilindungi oleh perundang-undangan nasional di
sebagian besar jangkauannya. Perburuan dan perdagangan adalah dilarang
di Kalimantan, Sabah dan Sarawak.
Tidak ada kucing merah di penangkaran.
Pada tahun 1874, John Edward Gray pertama kali menjelaskan kucing
merah berdasarkan binomial badia Felis atas dasar kulit dan tengkorak
yang dikumpulkan di Sarawak pada tahun 1856. Kucing ini pertama kali
dianggap sebagai anak kucing dari kucing emas Asia.
Pada tahun 1932, Reginald Innes Pocock menempatkan spesies dalam genus
monotypic Badiofelis. Pada tahun 1978, ia ditempatkan di genus Catopuma.In 1978, it was placed in the genus
Catopuma.
Jaringan dan darah sampel diperoleh hanya pada tahun 1992-an dari betina dibawa ke Museum Sarawak.Analisis morfologi dan genetika menunjukkan hubungan erat dengan kucing
emas Asia, dan bahwa kedua spesies telah dipisahkan dari satu nenek
moyang untuk 4,9-5,3 juta tahun, jauh sebelum pemisahan geologi
Kalimantan dari daratan Asia.
Klasifikasi Kucing merah sebagai Catopuma secara luas diakui sampai 2006.Karena hubungan dekat terlihat dari kucing merah dan kucing emas Asia
dengan kucing marmer, disarankan pada tahun 2006 bahwa ketiga spesies
harus dikelompokkan dalam genus Pardofelis.
4.Genus
Profelis
- Kucing emas afrika, Profelis aurata
Kucing emas afrika
Kucing Emas Afrika (Profelis aurata) adalah kucing liar berukuran
sedang tersebar di hutan hujan di Afrika Barat dan Tengah. Memilik
panjang sekitar 80 cm dan memiliki ekor sepanjang kira - kira 30
cm.Kucing emas afrika masih berkerabat dekat dengan Caracal dan Serval,tetapi klasifikasi saat ini menempatkannya sebagai satu-satunya anggota genus Profelis.
Kucing Emas Afrika memiliki warna bulu bervariasi, biasanya mulai
dari warna kayu manis atau coklat kemerahan samapai abu-abu, meskipun
bentuk melanistic juga ada.Mereka memiliki bercak , dengan bercak mulai
dari cokelat memudar sampai hitam berat dalam warna, atau tidak terlihat
sama sekali. Bagian bawah tubuh , daerah sekitar mata, pipi, dagu dan
tenggorokan umumnya lebih ringan dalam hal warna dan mungkin hampir
putih. Ekor mereka lebih gelap di atas dan mungkin banyak belang ,belang
sedang, atau polos, meskipun selalu berakhir dengan ujung hitam. Kucing
ini di bagian barat jangkauan populasinya cenderung memiliki lebih
banyak bercak daripada di daerah timur. Morphs dua warna, merah dan fase
abu-abu, pernah dianggap untuk menunjukkan spesies terpisah, bukan
variasi dari spesies yang sama.
Kucing Emas Afrika memiliki ukuran dua kali lipat ukuran kucing
domestik. Mereka memiliki kepala bulat yang sangat kecil dalam kaitannya
dengan ukuran tubuh mereka. Mereka tercipta, dengan tubuh kekar, kaki
panjang, ekor relatif pendek, dan telapak kaki besar. Panjang tubuh
biasanya bervariasi dalam kisaran 62-101 sentimeter (24 sampai 40 di).
Panjang ekor berkisar 16-35 sentimeter (6,3 menjadi 14 di), dan tinggi
bahu sekitar 38-55 sentimeter (15 sampai 22 di). Kucing ini memiliki
berat sekitar 8 sampai 16 kilogram (18 sampai 35 lb), dengan laki-laki
yang lebih besar dari perempuan.
Secara keseluruhan, Kucing Emas Afrika menyerupai Caracal, namun
memiliki telinga yang lebih pendek tidak berumbai dan ekor lebih
panjang. Meskipun variasi luas dalam warna bulu, bulu dari Kucing Emas
Afrika dapat diidentifikasi dengan adanya punggungan whorled khas di
depan bahu, arah perubahan rambut.
Kucing Emas Afrika mendiami hutan tropis dari permukaan laut sampai
3.000 meter (9.800 kaki). Ini lebih memilih padat, hutan lembab dengan
semak lebat dan sering ditemukan di dekat sungai, tetapi juga dapat
ditemukan di hutan awan, hutan bambu, dan juga di habitat moorland
tinggi. Kucing ini ditemukan dari Senegal di barat ke Kenya di timur,
dan rentang sejauh utara Republik Afrika Tengah dan selatan sejauh utara
Angola.
Karena kebiasaan mereka yang sangat tertutup, sedikit yang diketahui
tentang perilaku Kucing Emas Afrika. Mereka adalah hewan soliter, dan
biasanya beraktivitas di malam hari meskipun mereka juga telah diamati
berburu di siang hari, tergantung pada ketersediaan mangsa lokal.
Kucing Emas Afrika mampu untuk mendaki, tapi berburu terutama di
tanah. terutama memakan tikus, tetapi juga termasuk burung, monyet
kecil, duikers, babi hutan raksasa dan antelop kecil. Kucing ini juga
telah dikenal mengambil ayam buras dan ternak.
Pengetahuan tentang kebiasaan reproduksi Kucing Emas Afrika didasarkan
pada spesimen penangkaran. Mereka berkembang biak dengan mudah di
penangkaran.
Ibu melahirkan satu atau dua anak kucing setelah periode kehamilan
sekitar 75 hari. Anak-anak kucing memiliki berat 180-235 gram (6,3-8,3
oz), tetapi tumbuh dan berkembang pesat di dibandingkan dengan spesies
kucing kecil lain. Satu individu dilaporkan memanjat dinding setinggi 40
sentimeter (16 di) dalam enam belas hari kelahiran, yang mencerminkan
tinggi tingkatan kelincahan fisik sejak dini. Mata kucing membuka dalam
waktu seminggu dari lahir, dan mereka disapih pada 6-8 minggu. Betina
mencapai kematangan seksual pada sebelas bulan, tetapi pria tidak
melakukannya sampai delapan belas bulan.
Ada dua subspesies dari Kucing Emas Afrika:
- Profelis aurata aurata - dari Kongo sampai Uganda
- Profelis aurata celidogaster - di seluruh Afrika Barat
Masing-masing dari subspesies memiliki dua pola bercak yang berbeda.
P. a. aurata memiliki bintik-bintik hanya pada tubuhnya bagian bawah,
atau tidak ada bintik sama sekali kecuali bintik tidak jelas sedikit
pada perut. P. a. celidogaster dapat memiliki bintik di seluruh tubuh,
atau memiliki beberapa bintik di bagian belakang dan leher dengan
bintik-bintik besar beberapa di sisi tubuh.
Kucing Emas Afrika mirip dengan Kucing Emas Asia, Namun, analisis genetik telah menetapkan bahwa mereka tidak terkait erat
..
Kerabat terdekatnya adalah Caracal Caracal caracal dan Serval
Leptailurus liar. Kucing Emas Asia Pardofelis temminckii termasuk ke
dalam genus Pardofelis.