Minggu, 26 Mei 2013

Calophyllum inophyllum atau Nyamplung termasuk dalam marga Calophyllum yang mempunyai sebaran cukup luas di dunia

Calophyllum inophyllum L., atau Nyamplung termasuk dalam marga Calophyllum yang mempunyai sebaran cukup luas di dunia yaitu Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Di Indonesia, nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Kelebihan nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 74%, dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan.
Beberapa keunggulan nyamplung ditinjau prospek pengembangan dan pemanfaatan lain, antara lain adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia, regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun menunjukkan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan. Tanaman relatif mudah dibudidayakan baik tanaman sejenis (monokultur) atau hutan campuran (mixed-forest), cocok di daerah beriklim kering, permudaan alami banyak, dan berbuah sepanjang tahun. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung dapat dimanfaatkan dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi. Tegakan hutan nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi pantai, dan pemanfaatan biofuel nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai kayu bakar karena produktivitas biji lebih tinggi diandingkan jenis lain (jarak pagar 5 ton/ha, kelapa sawit 6 ton/ha, nyamplung 20 ton/ha).
Proses pengolahan biodiesel dari nyamplung hampir sama dengan pengolahan minyak sawit, kelapa, dan jarak pagar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif yang tinggi, maka waktu yang dibutuhkan pada proses pengukusan lebih lama dan proses pemisahan getah (degumming) berlangsung pada konsentrasi tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar